Senin, 10 Oktober 2011

Hasil karya Seni Rupa

Hasil Karya Seni Rupa

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.

Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.

Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts

Hasil Karya Seni dibagi menjadi 2 yaitu :

1.Hasil karya seni rupa 2 dimensi

2.Hasil karya seni rupa 3 dimensi


a.)Hasil karya seni rupa 2 dimensi adalah karya seni pada bidang datar seperti kanvas.Seperti :

1.Seni Lukis

2.Seni Relief,dsb

b.)Hasil karya seni rupa 3 dimensi adalah karya seni pada bentuk seprti bola, segi empat, pohon,Seperti :

1.Seni Patung

2.Seni Relief

3.Seni ukir

4.Seni dekorasi

5.Seni reklame

Dsb

1.SENI LUKIS

Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.

Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.

Contoh Seni Lukis :

-Lukisan

-Foto

-Gambar

Dsb




2.Seni Relief

Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di atas batu.Tetapi ada juga yang berbentu 2 dimensi. Bentuk ukiran ini biasanya dijumpai pada bangunan candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah kuno. Di Indonesia, relief pada dinding candi Borobudur merupakan salah satu contoh yang dipakai untuk menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Di Eropa, ukiran pada kuil kuno Parthenon juga masih bisa dilihat sampai sekarang sebagai peninggalan sejarah Yunani.

Relief ini bisa merupakan ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief yang lain, membentuk suatu seri cerita atau ajaran. Pada Candi Borobudur sendiri misalkan ada lebih dari 1400 panel relief ini yang dipakai untuk menceritakan semua ajaran sang Buddha Gautama.

3.Seni Patung

Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan).

Seni patung di Indonesia adalah seni yang diciptaan dengan funsinya sendiri - sendiri. contohnya di Bali patung digunakan untuk bersembahyang berbebeda dengan daerah lain.

Pematung Indonesia :

-Dolorosa Sinaga

-Edhi Sunarso

-Gregorius Sidharta

-I Nyoman Nuarta

KD.2 Basa Daerah

KHASIYATE TOGA

Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mulai banyak melakukan riset untuk mengetahui manfaat obat-obatan tradisional secara ilmiah. Tak heran, saat ini beberapa obat yang terbuat dari tumbuhan di Indonesia, mulai dilirik dunia internasional. Ini membuktikan kalau pengobatan tradisional tidak kalah ampuhnya dengan pengobatan medis. Berikut beberapa obat tradisional yang sudah diteliti khasiatnya.

1. Mengkudu atasi diabetes dan darah tinggi

Dari hasil penelitian yang dilakukan beberapa tahun terakhi ini, mengkudu memang benar terbukti kemajuannya sebagai obat. Kadar ekstrak buah tersebut dengan dosis tertentu, menunjukkan khasiat buah ini sebagai pemberi efek penurun kadar glukosa darah.

Selain itu, ekstrak buah mengkudu dapat menurunkan tekanan darah yang meninggi sampai relatif normal kembali. Hal ini terbukti melalui pengujian pada manusia, memperlihatkan hasil yang positif. Pada akhir masa pengujian, tekanan darah yang semula 170/110 mmHg turun menjadi 115/80 mmHg setelah 12 minggu masa pengujian.

2. Pare, daun teh dan mengkudu untuk diabetes

Beberapa waktu lalu, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Farmasi Universitas Indonesia mengumumkan hasil uji pre-klinis obat herbal yang dapat menurunkan kadar gula darah. Ramuan yang terdiri dari mengkudu, Gymnema sylvestre, daun teh dan pare, telah lulus uji pre klinis.

Hasilnya ternyata lebih efektif untuk menurunkan kadar gula darah, dibandingkan dengan glibenklamid (salah satu obat kimia yang umum dan standar digunakan untuk diabetes melitus). Selain itu, juga diuji dan keamanannya untuk penggunaan jangka panjang dan pendek.

3. Kumis kucing untuk batu ginjal

Kumis kucing telah dikenal sebagai salah satu obat tradisional yang banyak digunakan di Indonesia. Ternyata, salah satunya sebagai pengobatan batu ginjal, menurunkan kadar gula darah, rematik, antiradang, dan melancarkan air seni.

Menurut Prof.Dr.Sumali Wiryowidagdo, selaku Kepala Pusat Studi Obat Bahan Alami Universitas Indonesia, tanaman obat seperti kumis kucing sebenarnya layak disebut herba rasional. Hal ini, karena telah dibuktikan selama bertahun-tahun meski secara empiris. Tanaman obat ini, paling tidak telah teruji khasiat, efektivitas dan keamanannya.

4. Sambiloto tingkatkan daya tahan tubuh

Karena kandungannya berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, sambiloto diyakini mampu menangkal virus HIV/AIDS. Malah, sebuah perusahaan di Amerika Serikat sudah mematenkan tanaman ini. Sayangnya, di Indonesia, tanaman ini terserak di sembarang tempat dan belum digunakan maksimal.

Sambiloto mempunyai kandungan zat yang khas berupa andrographolid dan zat panicoli. Fungsi utamanya sebenarnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Makanya, di Amerika Serikat, sambiloto sudah dipatenkan sebagai obat penyakit AIDS.

5. Mahkota dewa antitumor

Sejak dulu, tanaman ini sudah dikenal khasiatnya di kalangan Keraton Mangkunegara, Surakarta dan Yogyakarta. Khasiatnya adalah mengobati luka dalam sekaligus obat luar seperti diabetes, lever dan pilek. Dari penelitian ilmiah, buah dan daunnya bisa mengatasi alergi seperti biduren, gatal-gatal, bersin dan sesak napas.

Dalam buku Inventaris Tanaman Obat Indonesia, yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes, disebutkan bahwa tanaman ini berkhasiat obat anti tumor, obat disentri dan obat sakit kulit.

OBAT TRADISIONAL ASIL PANALITEN MODERN

Referensi Obat Tradisional

Banyaknya produk obat tradisional yang beredar di pasaran mungkin membuat Anda bingung memilih. Berikut ini adalah referensi beberapa herbal yang dapat Anda pertimbangkan sebagai obat tradisional yang aman bagi kesehatan Anda.

Sarang Semut

Salah satu herbal yang paling diminati saat ini adalah Sarang Semut, yang merupakan tanaman obat asal Papua yang sangat berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit secara alami dan aman. Sebenarnya, Secara turun-temurun Sarang Semut telah digunakan sebagai tanaman obat multikhasiat oleh masyarakat pedalaman bagian barat Wamena, Papua, seperti suku-suku di Bogondini dan Tolikara.

Dan sekarang, hasil penelitian modern mendapati bahwa tanaman ini mengandung senyawa aktif penting yang dapat digunakan dalam pengobatan berbagai jenis penyakit ringan hingga berat. Dengan berbagai kandungan senyawa aktif yang dimilikinya, Sarang Semut terbukti berkhasiat mengatasi berbagai jenis penyakit seperti asam urat, wasir/ambeien, TBC, diabetes, stroke, hipertensi, lever, asam urat, jantung koroner, berbagai jenis tumor dan bahkan kanker sebagai penyakit yang paling ditakuti pada abad ini.

Noni Juice

Survei yang dilakukan oleh Dr. Neil Solomon terhadap 25.314 pengguna Sari Buah Noni dari 80 negara dengan melibatkan 1.227 ahli kesehatan menunjukkan bahwa sari buah Noni berkhasiat membantu pemulihan sejumlah penyakit seperti Kanker, Sakit jantung, Stroke, Diabetes tipe 1&2, Lesu, Peningkatan daya seksual, Penguatan otot, Kegemukan (obesitas), Tekanan darah tinggi (hipertensi), Perokok, Artritis, Nyeri, Depresi, Alergi, Masalah pencernaan, Masalah pernapasan, Sulit tidur (insomnia), Lemah konsentrasi, Peningkatan perasaan sehat, Kestabilan mental, Sakit ginjal, dan Stres.

Tongkat Ali

Bagi para pria, Tongkat Ali dapat menjadi pilihan tepat untuk menciptakan tubuh yang bugar, meningkatkan stamina dan gairah seksual, mengatasi disfungsi seksual sekaligus meningkatkan kemampuan seksual Anda. Sejak masa lalu Tongkat Ali telah digunakan sebagai obat herbal peningkat gairah seksual dan untuk mengobati berbagai disfungsi seksual dalam pengobatan tradisional. Dan kini para ilmuwan juga mendapati keampuhannya dalam mengobati disfungsi seksual.

Ada begitu banyak penelitian yang dilakukan untuk menunjukkan bahwa Tongkat Ali paten dalam meningkatkan kemampuan seksual dan kejantanan. Sebagai obat herbal, Tongkat Ali tidak memiliki efek samping yang didapati pada obat-obatan lain yang mengandung bahan kimia, yang mengandung steroid anabolik dan testosteron buatan yang dapat berbahaya bagi kesehatan jantung dan mengakibatkan penyusutan alat vital pria.

Informasi mengenai 3 jenis herbal di atas hanya bersifat referensi yang dapat Anda pertimbangkan karena sebenarnya, masih ada banyak lagi tanaman obat yang dapat Anda manfaatkan sebagai obat tradisional. Namun, seperti semua produk kesehatan, obat tradisional seperti herbal hendaknya digunakan dengan kewaspadaan, pengetahuan dan, tentu saja, keseimbangan

IPS ''Persebaran Nenek moyang di Indonesia

1. Kehidupan masyarakat Yunan yang Migrasi ke Indonesia

Dari uraian sebelumnya, telah kita ketahui bahwa manusia – manusia purba di Indonesia, seperti pithecanthropus, hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan ke kehidupan bercocok tanaman merupakan suatu perubahan yang amat besar. Perubahan ini tentu saja tidak mungkin dilakukan sendiri oleh penduduk yang sudah berdian di Indonesia. Alasannya karena mereka sudah sangat terbiasa dengan kehidupan mereka sebelumnya, yaitu berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini berarti perubahan tata cara kehidupan mereka didapat dari adanya pengaruh luar.

Para pakar sejarah menyimpulkan bahwa kebudayaan baru ini, yakni bercocok tanam, dibawa dan diperkenalkan oleh masyarakat pendatang, masyarakat pendatang ini melakukan kehidupan bercocok tanam, seperti yang mereka lakukan didaerah asalnya. Dari masyarakat pendatang ini dengan masyarakat setempat, aktivitas bercocok tanam maupun dikenal secara luas.

2. Proses kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia

Nenek moyang bangsa Indonesia telah menetap di daerah daratan Indo – Cina yang sekarang bernama Vietnam selama berabad – abad. Komunitas mereka kita sebut sebagai komunitas ini menggunakan bahasa Austronesia sebagai bahasa komunikasi antar mereka.

Kegiatan ekonomi utama kelompok masyarakat ini adalah bercocok tanam dan beternak. Laju pertumbuhan penduduk yang demikian cepat dan kondisi alam yang tidak menguntungkan, membuat mereka merasa tidak lagi nyaman tinggal di wilayah itu. Timbullah keinginan untuk mencari daerah yang lebih luas. Sejak itu, mereka mencari tahu jalan untuk sampai di wilayah yang diinginkan. Mereka mempelajari berbagai hal tentang arus laut, arah angin, rasi bintang, ketika informasi itu telah mereka dapatkan, kelompok – kelompok migran mulai mengarungi lautan hanya dengan menggunakan perahu cadik.

Kelompok pertama melakukan migrasi menuju ke selatan melalui Filipina, yang akhirnya memasuki wilayah Indonesia dan Oceania. Di wilayah Indonesia, populasi Austronesia ini menempati daerah-daerah dataran rendah di pinggir aliran sungai atau pantai. Mereka mengawali hidup mereka dengan bertani, mencari hasil laut, dan memelihara ternak sebagaimana telah mereka jalani sebelumnya di daerah asalnya. Ada juga yang mulai belajar membuat perahu, rumah dan tembikar.

3. Kedatangan Proto Melayu

Perpindahan bangsa Proto Melayu atau melayu Tua yang pertama diperkirakan pada tahun 2000 SM, yakni pada zaman neolitikum atau zaman batu muda. Orang Proto Melayu telah pandai membuat alat bercocok tanam, membuat barang pecah dan alat perhiasan.

Kedatangan mereka men-desak penduduk ras Austromela-nosoid ke wilayah pedalaman, terutama ke wilayah Indonesia bagian timur. Ras Austromelasoid inilah yang menjadi nenek moyang penduduk Papua.

Proto Melayu memasuki kepulauan Indonesia melalui dua jalur, sesuai dengan jenis kebudayaan yang dibawa.

1. Jalur pertama menyebar ke Sulawesi dan Papua dengan membawa kebudayaan neolithikum berupa kapak lonjok. Oleh karena itu, dibagian timur Indonesia banyak ditemukan alat-alat kebudayaan neolithikum berupa kapak lonjong. Keturunan Proto Melayu yang menempuh jalur ini, antara lain masyarakat Toraja.

2. Jeluar kedua menyebar ke sumatera, kalimantan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara dengan membawa kebudayaan neolithikum berupa beliung persegi. Keturunan Proto Melayu yang menempuh jalur ini antara lain masyarakat Nias, Batak, Dayak dan Sasak.

4. Kedatangan Deutro Melayu

Sekitar 500 SM, datang lagi gelombang migrasi penduduk dari ras Melayu Austronesia dari Teluk Tonkin ke Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Deutro Melayu atau Melayu Muda. Kedatangan mereka tentu saja mendesak penduduk Proto Melayu yang telah lebih dahulu menetap.

Masyarakat Deutro Melayu hidup secara berkelompok dan tinggal menetap di satu tempat. Di wilayah kepulauan Indonesia mereka menyebar di sepanjang pesisir, meskipun ada juga yang ke daerah pedalaman. Keturunan Deutro Melayu adalah masyarakat Jawa, Minang dan Bugis. Masyarakat Deutro Melayu membawa kebudayaan perunggu yang dikenal dengan kebudayaan Dong Son. Dong Son adalah suatu tempat di Teluk Tonkin tempat asal kebudayaan perunggu di Asia Tenggara.



BAB 3 IPS ''Interaksi Sosial''

“Interaksi Sosial’’

1. Proses asosiatif
Proses asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat meningkatkan hubungan solidaritas antarindividu. Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama. Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama ini semakin menguat apabila ada tantangan dari luar kelompoknya. Kerjasama bisa timbul jika terjadi hal-hal berikut.
1) Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.
2) Kedua belah pihak memiliki sumbangan atau kontribusi untuk memenuhi kepentingan mereka melalui kerjasama.
Kerjasama merupakan bentuk proses sosial yang baik, tetapi bukan kerjasama dalam hal yang negatif, seperti kerjasama ketika para siswa sedang melaku-kan ulangan atau ujian. Apakah kamu melihat ada bentuk kerjasama yang lain di lingkunganmu? Ada beberapa bentuk kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan iru antara lain sebagai berikut.

1) Kerukunan
Kerukunan adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara bersama-sama. Kerukunan dapat ditunjukkan dari kegiatan kerja bakti yang dilakukan warga atau secara bergiliran melakukan ronda untuk menjaga keamanan kampung. Kerukunan pada intinya mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
2) Tawar-menawar (bargaining)
Tawar-menawar adalah bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Kooptasi
Kooptasi adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang atau kelompok lain. Hal itu diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan baik.
4. Koalisi
Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan. Koalisi dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih besar.
5) Joint venture
Joint venture adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh beberapa perusahaan. Dengan joint venture diharapkan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari sebuah usaha akan lebih besar.

b. Akomodasi (accomodation)
Akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu yang menunjuk pada suatu keadaan dan yang menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbanga dalam interaksi di antara orang-orang, yang kaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan. Akomodasi mempunyai tujuan sebagai berikut.
1) Mengurangi pertentangan.
2) Mencegah pertentangan untuk sementara.
3) Memungkinkan terjadinya kerjasama.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok sosia
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Ada beberapa bentuk akomodasi. Bentuk-bentuk akomodasi tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Paksaan (coercion)
Paksaan merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya unsuur paksaan. Paksaan merupakan bentuk akomodasi dengan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah dibandingkan dengan pihak lawan.
2) Kompromi
Kompromi adalah bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3) Penengah (arbitration)
Adanya penengah (arbitration) atau pihak ketiga merupakan suatu cara unruk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapai penyelesaian. Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bertentangan.
4) Mediasi
Mediasi menyerupai penengah. Pada mediasi hadirnya pihak ketiga hanya sebagai penasihat belaka. Tugas pihak ketiga adalah memberi nasihat agar para pihak yang bertikai menemukan penye¬lesaian untuk selanjutnya melakukan perdamaian.
5) Konsilisasi
Konsilisasi adalah suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama.
6) Kesabaran
Kesabaran suatu bentuk akomodasi tanpa persetuju-an yang resmi. Pada usaha ini pihak yang berselisih menyadari betapa berselisih itu tidak bermanfaat. Secara perlahan-lahan perselisihan diharapkan akan hilang atau setidaknya berkurang.
7) Terperangkap (skakmat)
Terperangkap hingga tak dapat bergerak lagi adalah suatu bentuk akomodasi di mana dua pihak yang sedang berselisih yang mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu.
8) Keputusan pengadilan
Keputusan pengadilan adalah penye¬lesaian perselisihan melalui jalan pengadilan. Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak mengalami kesulitan mencari jalan damai.

c. Asimilasi
Asimilasi adalah penyesuaian sifat-sifat asli yang dimiliki dengan sifat-sifat sekitar. Dalam hal prose? sosial, asimilasi berkaitan dengan peleburan perbeda-an budaya. Proses asimilasi bisa terj adi bila terdapat hal-hal berikut
1) Perbedaan kebudayaan kelompok-kelompok manusia.
2) Terjadi pergaulan secara langsung dan intensif.
3) Ada perubahan kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia dan saling menyesuaikan diri.
Beberapa faktor yang mempermudah asimilasi adalah toleransi, sikap menghargai orang asing, sikap terbuka yang dimiliki para pemimpin, per-samaan unsur-unsur kebudayaan, dan kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.

2. Proses disosiatif

Proses disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan hubungan solidaritas antarindividu. Proses disosiatif meliputi persaingan, kontravensi, dan konflik.

a. Persaingan (competition) Persaingan adalah proses sosial dimana individu atau kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui suatu bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum, dengar. cara menarik perhatian publik atau mem-pertajam prasangka yang ada, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Beberapa bentuk persaingan antara lain persaingan ekonomi, persaingan kebu¬dayaan, persaingan kedudukan dan peranan, serta persaingan ras.
b. Kontravensi (contravention)
Pada hakikatnya kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau unsur-unsur kebudayaan £olongan tertentu, yang dapat berubah menjadi ^encian, tetapi tidak sampai pada pertentangan pertikaian. Secara umum, bentuk kontravensi meliputi penolakan, keengganan, perlawanan, per-buatan menghalang-halangi, protes, dan mengecewa-kan rencana pihak lain.
c. Pertentangan/pertikaian (conflict)
hreraksi sosial dalam bentuk pertentangan atau pertikaian terjadi jika masing-masing pihak yang sedang mengadakan interaksi, tidak menemukan kesepahaman mengenai sesuatu, kemudian berlanjut menjadi adu kekuatan, lalu timbul adanya perten¬tangan atau pertikaian. Pertentangan atau pertikaian tersebut dapat bersifat sementara atau terus-menerus.

Sabtu, 08 Oktober 2011

BaB 2 IPS ''Manusia Pra-Sejarah''

BAB VII IPS

Manusia PRA-Sejarah

Prasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumidimana manusia mulai hidup.

Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.

Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi,geologi, antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barang-barang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs sejarah.

Arkeologi

Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:

1.Zaman Batu Tua

2.Zaman Batu Tengah

3.Zaman Batu Muda

4.Zaman Batu Besar

5.Zaman Logam

1.Zaman Batu Tua

Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food gathering (mengumpulkan makanan) dan manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah).

Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:

1. Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)

2. Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis)

Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)


2.Zaman Batu Tengah

1. Ciri zaman Mesolithikum:

a. Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)

b. Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.

c. Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)

c. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.

d. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.

e. Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.

2. Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:

a. Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)

b. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)

c. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)

3. Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua--Melanosoid

3.Zaman Batu Muda

Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:

1. Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,

2. Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,

3. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,

4. Pakaian dari kulit kayu

5. Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)

Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)

4.Zaman Batu Besar

Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain: 1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang. 2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang 3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup) 4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat 5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup 6. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka

5.Zaman Logam

Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:

1.Zaman Perunggu

2.Zaman Besi

-Zaman Perunggu

Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timahdengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.

Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :

a. Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian

b. Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti

c. Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.

d. Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)


-Zaman Besi

Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupunperunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.

Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:

a. Mata Kapak bertungkai kayu

b. Mata Pisau

c. Mata Sabit

d. Mata Pedang

e. Cangkul

Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)

Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.

Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.

BAB 1 IPS ''Keragaman Bentuk Muka Bumi''

Keragaman Bentuk Muka Bumi Ada 2 yaitu :
-Eksogen
-Endogen


**.Eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief permukaan bumi berubah. Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung secara mekanis, biologis, maupun secara kimiawi. Tenaga eksogen ini menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak massa batuan, dan sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi.

1. Pelapukan

Pernahkah kamu melihat batuan besar yang terus-menerus kena panas dan hujan berselang-seling sehingga batuan tersebut menjadi lapuk? Pelapukan merupakan proses hancurnya batuan dari yang besar menjadi batuan yang kecil. Terjadinya pelapukan disebabkan faktor batuan, iklim, topografi, vegetasi. Menurut proses terjadinya, pelapukan dibedakan atas pelapukan mekanik, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.

a. Pelapukan Mekanik

Ketika terkena sinar matahari, volume batuan mengembang. Ketika terkena air hujan atau penurunan suhu di malam hari, volume batuan mengecil. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, batuan akan retak-retak dan lepas selapis demi selapis. Akhirnya, batuan tersebut menjadi hancur. Peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk tanpa mengalami perubahan unsur kimia yang dikandungnya disebut pelapukan mekanik (fisik).


b. Pelapukan Kimiawi

Pada pelapukan ini, peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk disertai perubahan unsur kimia. Perubahan unsur kimia terjadi ketika unsur mineral batuan bereaksi dengan unsur kimia yang berasal dari luar, misalnya dengan oksigen atau air. Pelapukan ini sering terjadi di daerah tropik dengan batuan kapur. Contoh pelapukan kimiawi ialah stalaktit dan stalagmit.

c. Pelapukan Biologi atau Pelapukan Organik

Pernahkah kamu melihat tembok atau batu yang lembab ditumbuhi lumut, atau berlubangnya batuan oleh semut? Nah, itu salah satu bentuk pelapukan organik. Pada pelapukan ini, peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup: vegetasi, hewan, dan manusia. Pelapuka biologi biasanya diikuti oleh pelapukan kimiawi.

  1. Erosi

Batuan yang telah lapuk secara berangsur-angsur akan dikikis dan dipindahkan ke tempat lain oleh tenaga eksogen. Proses pengikisan dan pengangkutan material hasil lapukan itulah yang disebut erosi. Berdasarkan bentuknya, erosi terbagi seperti berikut.

a. Erosi percik: terlepas dan terlemparnya partikel tanah akibat pukulan butir hujan secara langsung

b. Erosi permukaan

c. Erosi alur: terjadi karena adanya aliran permukaan yang terkumpul atau terpusat dan membentuk alur-alur erosi parit: terjadi karena adanya aliran permukaan yang terpusat, runtuhnya saluran-saluran air di bawah permukaan tanah, atau karena adanya tanah longsor yang bentuknya memanjang.

d. Erosi tebing

Ø Erosi Air

Erosi air disebabkan oleh aliran air permukaan yang berasal dari air hujan yang menghanyutkan partikel-partikel tanah dan hancuran batuan. Faktor-faktor yang memengaruhi kekuatan erosi air, antara lain:

a. Volume air sebagai tenaga utama dalam proses erosi (makin besar volumenya, makin kuat erosinya), kemiringan lereng (makin curam lerengnya, makin besar erosinya),

b. Keadaan vegetasi (makin lebat vegetasinya, makin kecil erosinya)

Ada berbagai bentuk erosi air, di antaranya erosi percikan, kumpulan aliran dari erosi percikan yaitu erosi parit, lebih besar dari erosi parit dan merupakan kumpulannya yaitu erosi lembah, aliran paling besar akibat erosi yaitu erosi ngarai.

Bentuk sisa dari erosi air yaitu berupa jereng-jereng pegunungan dan bukit-bukit. Sedangkan hasil endapan, berupa delta, kipas aluvial, dan dataran banjir. Aliran air pada masing-masing bentuk erosi air ini dapat membawa batuan yang lapuk ke tempat lain.

Ø Erosi Angin

Pernahkan kamu melihat gurun pasir di televisi? Erosi angin biasa terjadi di gurun pasir dan di daerah kering. Deflasi merupakan proses erosi yang disebabkan oleh angin. Angin dengan kecepatan tinggi mengikis batuan dan membawanya ke daerah yang kecepatan anginnya rendah. Bentuk sisa dari erosi angin diantaranya berupa batu jamur (pedestal rock), bentuk hasil endapannya berupa bukit-bukit pasir (sand dune) dan endapan lebih halus dari pasir (loess).

Ø Erosi Gletser

Gletser adalah salju yang meluncur mengikuti lereng-lereng bukit. Eksarasi merupakan proses erosi yang disebabkan gletser. Di daerah yang bersalju, sewaktu salju turun, butiran salju bersatu dengan tanah dan menyusup melalui pori-pori tanah. Ketika musim panas, salju mencair dan mengalir dengan membawa material hasil erosi. Bentuk erosi gletser berupa ledok berundak berundak (cirques) dan palung glasial. Bentuk sisa dari erosi ini adalah puncak bukit yang mirip tanduk (matterhorn peaks) dan jereng-jereng yang kasar dan tajam (aretes). Sedangkan hasil dari erosi gletser berupa morena, drumlin, dan esker.

Ø Erosi Gelombang

Erosi ini terjadi di pinggir-pinggir laut atau kekuatan gelombang air laut merupakan tenaga penggerak dari erosi gelombang. Bentuk erosi gelombang berupa celah-celah dan berupa gua-gua laut, serta lengkung laut. Bentuk sisa erosi gelombang berupa dasar pantai yang datar (platform) dan tanjung dengan ujung yang curam. Hasil endapan dari erosi ini berupa gosong pasir (bars) dan dasar laut yang dangkal dengan endapan sementara di dalam (beach).

Ø Erosi tenaga makhluk hidup (organisme)

Organisme sebagai tenaga penggerak erosi yaitu binatang atau manusia. Erosi oleh organisme ini berupa liang-liang galian binatang (burrows), atau lubang galian pertambangan oleh manusia. Hasil endapan dari erosi organisme di antaranya berupa karang koral (coral reef) dan sarang binatang (ant hill).

  1. Gerak Massa Batuan

Batuan yang berada di muka bumi dapat berpindah secara massal dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Perpindahan tersebut disebabkan antara lain oleh pengaruh gravitasi. Perpindahan massa batuan dapat juga disebabkan oleh kemiringan lereng, kandungan air, dan jenis batuan. Perpindahan batuan secara massal disebut masswasting. Contoh gerak massa batuan ialah tanah ambles dan longsor.

Proses mass wasting berlangsung dalam empat jenis pergerakan material :

1. Jenis pergerakan lambat (pelan)

Rayapan merupakan bentuk dari jenis pergerakan lambat pada proses masswasting. Rayapan adalah gerakan tanah dan puing batuan yang menuruni lereng secara pelan, dan biasanya sulit untuk diamati kecuali dengan pengamatan yang cermat. Beberapa jenis rayapan yaitu rayapan tanah,rayapan talus, rayapan

2. Jenis pergerakan cepat

Ada beberapa jenis pergerakan cepat antara lain : aliran tanah, aliran lumpur, dan gugur puing

3. Longsor lahan (landslide)

Gerakan ini termasuk dalam kategori jenis yang mudah diamati, dan biasanya berupa puinh batuan. Gerakan ini dibagi sebagai berikut : luncur, longsor puing, jatuh puing, longsor batu, dan jatuh batu.

4. Amblesan (subsidensi)

Amblesan yaitu pergeseran tempat ke arah bawah tanpa permukaan bebas dan tidak menimbulkan pergeseran horizontal. Hal ini umumnya terjadi karena perpindahan material secara pelan-pelan di daerah massa yang ambles.

  1. Sedimentasi

Sedimentasi merupakan kelanjutan dari proses erosi. Sedimentasi ialah pengendapan material hasil erosi air, angin, gelombang laut, dan gletser. Pengendapan dapat ditemui mulai dari pegunungan, lembah sungai, pantai, dasar laut dangkal, sampai dasar laut dalam. Berdasarkan tempat pengendapannya, proses sedimentasi dapat dibedakan atas sedimentasi fluvial, sedimentasi eolis, dan sedimentasi pantai.

a. Sedimentasi Fluvial

Sungai merupakan pelaku efektif dalam proses erosi. Dengan demikian, sungai juga merupakan pelaku efektif dalam proses sedimentasi. Proses pengendapan materi yang diangkut sungai dan diendapkan di sepanjang aliran sungai, danau, waduk, atau muara sungai inilah yang disebut sedimentasi fluvial. Contoh hasil sedimentasi fluvial antara lain bantaran sungai, delta, meander (aliran sungai yang berkelok-kelok). Adapun sedimen di danau disebut sedimen lakustrin.

b. Sedimentasi oleh Air Laut

Sedimentasi yang disebut juga sedimentasi marine ini disebabkan oleh abrasi pantai yang kemudian diendapkan kembali di seputar pantai. Ada berbagai bentuk sedimentasi oleh air laut. Bentuk-bentuk sedimentasi yang mudah kamu temui antara lain pesisir dan bukit pasir.

c. Sedimentasi oleh Angin

Kamu tentunya pernah merasakan diterpa debu yang diterbangkan angin. Itu adalah salah satu contoh peranan angin dalam memindahkan materi alam. Bukan hanya debu yang dapat dibawa oleh angin. Pasir pun dapat diterbangkan angin. Pasir dan debu yang dibawa oleh angin akan membentuk bukit-bukit pasir (sand dunes). Pengendapan oleh angin ini disebut sedimentasi eolis.

d. Sedimentasi oleh Gletser

Gletser yang membawa material akan mengendap. Pengendapan berupa gundukan bantuan yang tertinggal di ujung gletser. Bentuknya dapat berupa moraine, kettles, esker, dan drumline.

A. Batuan

Litosfer tersusun atas berbagai jenis batuan. Berdasarkan proses pembentukannya, batuan terdiri atas tiga kelompok, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

  1. Batuan Beku

Batuan beku terbentuk dari magma yang keluar dari dalam bumi dan membeku karena proses pendinginan.

Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi :

· Batuan beku plutonik

Yaitu sebagai akibat proses menerobosnya magma ( intrusi magmatik) naik ke atas menuju permukaan bumi melalui rekahan-rekahan dan batuan terbentuk secara mengkristal dengan perlahan seiring dengan menurunnya temperatur dari magma. Proses pembekuan terjadi di dalam bumi yang relatif lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar.

Contohnya: granit (untuk hiasan rumah), diorite, dan grabo.

· Batuan beku vulkanik

Yaitu melalui letusan gunung api dimana magma mencapai permukaan sebagai lava atau melalui fragment-fragment yang dimuntahkan gunung api. Proses pembekuannya terjadi di luar kulit bumi yang relatif cepat sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.

Contohnya: obsidian, basalt, dan andesit (untuk pondasi rumah)

  1. Batuan Sedimen

Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku atau zat-zat padat yang mengalami pelapukan dan kemudian diendapkan. Berdasarkan tenaga pengangkutnya, batuan sedimen dibedakan menjadi tiga:

· batuan sedimen aeolis atau aeris: batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga angin

· batuan sedimen aquatis: batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga air

· batuan sedimen glasial: batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga gletser

Dalam batuan sedimen, kadang-kadang terdapat sisa-sisa binatang atau tumbuhan yang telah membatu.

  1. Batuan Metamorf

Batuan metamorf berasal dari batuan beku dan batuan sedimen yang berubah bentuk. Perubahan bentuk terjadi karena batuan mendapat tekanan yang sangat besar dan pengaruh suhu tinggi. Contohnya batu kapur yang berubah menjadi batu marmer. Bila batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf ikut terdesak dan masuk ke zone subduksi, batuan tersebut akan melebur dan menjadi magma kembali. Bila magma tersebut tersebut kemudian menyusup kembali menuju permukaan bumi, terbentuklah batuan beku.

B. Dampak Proses Endogen dan Eksogen terhadap Kehidupan

Kita telah belajar tentang berbagai bentuk muka bumi. Kamu pun telah tahu bahwa keragaman bentuk muka bumi itu disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang terjadi baik di dalam bumi maupun dari luar bumi. Kegiatan-kegiatan tersebut berpengaruh terhadap kehidupan yang berada di atas bumi.

Apa saja dampak kegiatan-kegiatan tersebut kepada kehidupan di bumi?

Kegiatan yang disebabkan oleh tenaga endogen lebih bersifat membangun. Kegiatan yang disebabkan oleh tenaga eksogen lebih banyak merugikan makhluk hidup di muka bumi.

a. Dampak positif dan negatif tenaga endogen

1. Dampak positif

· Menyebabkan timbulnya pegunungan, dataran tinggi, bantaran sungai, delta, pantai, danau

2. Dampak negatif

· Kerusakan yang ditimbulkan antara lain oleh gempa, letusan gunung api, banjir, tanah longsor, pendangkalan sungai, dan perusakan bangunan.

b. Dampak positif dan negatif tenaga eksogen

1. Dampak positif

· Memunculkan habitat. Tenaga eksogen seperti panas matahari, sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup. Tenaga eksogen, seperti panas matahari, hujan, dan angin akan mempercepat pelapukan batuan vulkanis sehingga dapat membentuk tanah yang subur

· Memperluas daratan

· Memunculkan barang-barang tambang ke permukaan bumi

2. Dampak negatif

· Angin kencang atau badai yang dapat merusak rumah dan bangunan

· Hujan sangat deras dapat berakibatkan timbulnya banjir

· Hujan sangat deras mengakibatkan tanha longsor

· Panas matahari yang berlebihan dapat menimbulkan kebakaran hutan

· Erosi tanah oleh air hujan yang terus menerus mengakibatkan kesuburan tanah semakin berkurang

· Abrasi didaerah pantai akan menyebebkan bangunan menjadi rusak karena dihantam ombak terus menerus


**.Endogen ada 3 yaitu:

-Seisme

-Tektonisme

-Vulkanisme

Seisme

Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Gayangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme. Getaran yang dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut dapat besar maupun kecil. Besar kecilnya kerusakan di muka bumi disebabkan oleh besar kecilnya gempa tersebut.

A. Klasifikasi Gempa

Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori

© Menurut proses terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut:

1. Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang merambat sampai ke permukaan bumi.

2. Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat setelah letusan. Gempa ini tidak begitu hebat. Sumber kekuatan gempa bumi vulkanik hanya berasal dari aktivitas magma gunung api.

3. Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh. Intensitas gempa runtuhan sangat kecil sehingga gempa ini tidak akan terasa pada jarak yang jauh

© Menurut bentuk episentrumnya, ada dua jenis gempa :

1. Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik. Gempa ini terjadi karena adanya gunung api yang meletus atau runtuhan bagian atas litosfer.

2. Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis. Gempa linier terjadi di daerah-daerah patahan (gempa tektonik).

© Berdasarkan letak episentrumnya gempa dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Gempa laut adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya di dalam laut.

2. Gempa daratan adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya di darat.

© Berdasarkan jarak episentralnya gempa dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Gempa setempat adalah gempa yang terjadi jika jarak episentralnya dan tempat terasa gempa sejauh kurang dari 10.000 km.

2. Gempa jauh adalah gempa yang terjadi apabila jarak episentralnya dan tempat terasa gempa kurang lebih 10.000 km.

3. Gempa sangat jauh adalah gempa yang terjadi apabila jarak episentralnya dan tempat terasa gempa sejauh lebih dari 10.000 km.

© Menurut kedalaman hiposentrumnya, ada tiga jenis gempa:

1. Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak membahayakan. Getaran gempa bumi merambat dari hiposentrum dan menyebar ke segala arah dalam wujud getaran gelombang primer dan sekunder. Sedangkan dari episentrum terjadi rambatan getaran gempa di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang.

2. Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter berada antara 60-300 km di bawah permukaan bumi.

3. Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter kurang dari 60 km. dari permukaan bumi. Gempa dangkal pada umumnya menimbulkan gempa yang sangat besar.

B. Skala Kekuatan Gempa Bumi

  1. Skala kekuatan gempa bumi diukur berdasarkan kuat atau lemahnya getaran. Kekuatan gempa bumi umumnya dinyatakan dengan skala Richter. Skala Richter didasarkan pada alat pengukur gempa bumi, yaitu seismogr. Hasil pengukuran alat pengukur gempa bumi ini dengan cepat dapat diketahui berapa kekuatan gempa dan jarak antara lokasi pengamat dengan sumber gempa. Seismogram adalah gambaran getaran gempa bumi yang dicatat pada seismograf. Gambaran getaran ini berbentuk garis patah-patah. Apabila getaran semakin kuat, maka garis patah-patah akan semakin lebar dan apabila semakin lama getaran gempa itu di satu tempat, maka semakin panjang pita seismograf yang menggambarkan seismogram.
  2. Seismograf adalah alat pencatat gempa bumi. Seismograf dibedakan menjadi 2 macam

Skala kekuatan gempa bumi tidak hanya skala Richter saja, tetapi ada juga skala Mercalli dan skala Omori. Pada skala Richter, kekuatan gempa diukur berdasarkan getaran magnitudo. Akan tetapi, pada skala Mercalli dan skala Omori berdasarkan tahapan yang berkaitan dengan intensitas gempa.

Untuk mengukur intensitas kekuatan gempa, ada beberapa macam skala, antara lain :

1. Skala kekuatan gempa bumi menurut C.F. Richter

Skala Richter adalah skala logaritmis, dan setiap selisih satu skala perbedaan energi adalah 31,5 kali lebih besar.

C.F. Richter menyusun skala gempa bumi berdasarkan skala magnitudo (ukuran besarnya gempa) dengan menggunakan klasifikasi angka 0 sampai 8. Semakin besar angkanya, maka semakin besar magnitudonya.

Cara menentukan intensitas gempa menurut Richter adalah menggunakan jarak dan besaran amplitudo. Berikut ini adalah tabel skala kekuatan gempa bumi menurut C.F. Richter.

Skala Richter Efek gempa

< 2.0 Gempa kecil , tidak terasa

2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat

3.0-3.9 Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan

4.0-4.9 Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.

5.0-5.9 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil. Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik

6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km

7.0-7.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas

8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil

9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil

> 10.0 Belum pernah terekam

Sampai sekarang orang belum mampu meramalkan gempa bumi secara tepat, walaupun para ahli telah mampu menentukan daerah-daerah gempa bumi, namun meramalkan akan terjadinya gempa bumi, lokasi episentrumnya, serta besarnya belum terpecahkan.

2. Skala kekuatan gempa bumi menurut Mercalli

Mercalli menyusun skala gempa bumi berdasarkan skala intensitas gempa. Intensitas gempa suatu tempat adalah kekuatan gempa ditaksir berdasarkan eek geologis dan efeknya terhadap bangunan-bangunan dan manusia. Skala Mercalli disusun dengan menggunakan angka romawi. Berikut ini adalah tabel skala gempa bumi menurut Mercalli :

No.

Intensitas

Klasifikasi secara umum

1

I

Getaran tidak dapat dirasakan oleh semua orang, kecuali orang yang sangat peka terhadap getaran

2

II

Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda ringan yang bergantung bergoyang

3

III

Getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terutama lebih satu lantai dan kendaraan yang sedang berhenti agak bergerak

4

IV

Getaran dirasakan oleh banyak orang, pecah belah, daun jendela bergetar, dinding berbunyi karena pecah

5

V

Getaran dirasakan oleh setiap penduduk. Barang-barang banyak yang berjatuhan, tiang tampak bergoyang, dan bandul jam dinding berhenti

6

VI

Getaran dirasakan oleh setiap penduduk dan pada umumnya penduduk terkejut. Meja dan kursi bergerak, cerobong asap pabrik rusak

7

VII

Getaran terasa agak kuat dan setiap orang keluar rumah. Bangunan banyak yang rusak, cerobong asap pabrik pecah dan getaran dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan

8

VIII

Getaran terasa kuat. Dinding bangunan dapat lepas dari rangka rumah dan meja kursi terlempar, orang yang sedang naik kendaraan terganggu keseimbangannya

9

IX

Getaran terasa sangat kuat. Kerangka rumah banyak yang terlepas, rumah tampak bergeser, instalasi air minum banyak yang putus

10

X

Getaran agak dahsyat. Dinding rumah tergeser dari pondasinya, tanah terbelah, rel kereta api tampak melengkung dan banyak tanah longsor

11

XI

Getaran terasa dahsyat. Bangunan roboh, jembatan putus, rel kereta api semuanya melengkung, pipa dalam tanah bengkok

12

XII

Getaran terasa dahsyat. Bangunan hancur berkeping-keping, permukaan tanah bergelombang, banyak benda-benda yang terlempar ke udara

3. Skala kekuatan gempa bumi menurut Omori

Skala gempa menurut Omori secara umum hampir sama dengan skala kekuatan gempa yang ditulis oleh Mercalli, yaitu :

No.

Derajat

Klasifikasi secara umum

1

I

Getaran lunak, tidak dirasakan oleh semua orang

2

II

Getaran sedang, banyak orang terbangun karena bunyi barang-barang yang pecah dan bunyi jendela atau pintu berderit karena bergoyang

3

III

Getaran yang agak kuat, pintu dan jendela terbuka

4

IV

Getaran kuat, gambar di dinding berjatuhan dan dinding retak-retak

5

V

Getaran sangat kuat, dinding dan atap runtuh

6

VI

Rumah-rumah banyak yang roboh

7

VII

Terjadi kerusakan umum

C. Pengukuran Gempa Bumi

Getaran gempa dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran itu berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga terjadi rambatan getaran di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang. Jadi, gelombang gempa dapat dibedakan atas:

1. Gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik

2. Gelombang sekunder (S): berupa gelombang transversal yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik

3. Gelombang panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan kecepatan lebih lambat

C.Dampak dari Gempa Bumi

Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup. Dari peristiwa gempa bumi dapat menyebabkan dampak langsung dan tidak langsung antara lain :

a. Dapat terjadi banjir sebagai akibat dari rusaknya tanggul bendungan sehingga tanggul tersebut jebol dan mengakibatkan banjir.

b. Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami yaitu gelombang pasang di laut besar dan melanda daerah pantai.

c. Tanah di permukiman menjadi mereka, retak sehingga dapat menyebabkan jalan raya terputus.

d. Akibat goncangan yang hebat dapat terjadi tanah longsor yang menimbun segala sesuatu di dalamnya.

e. Gempa juga dapat mengakibatkan berbagai bangunan roboh dan rusak.

f. Permukaan bumi berserakan, banyak tanah patah dan jaringan telefon banyak yang rusak dan tidak berfungsi.

g. Akibat pengiring gempa dapat terjadi kebakaran karena sambungan pendek aliran listrik.

D. Jalur Gempa Bumi di Indonesia

Wilayah Indonesia yang sebagian besar terjadi gempa bumi adalah wilayah di sepanjang batas pertemuan lempeng.

Pertemuan antar lempeng India – Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia dan lempeng India – Australia bertabrakan dengan lempeng pasifik. Sehingga, jalur gempa bumi di Indonesia dapat diprediksikan mengikuti sirkum mediterania dan sirkum pasifik.

  1. Jalur gempa bumi di Indonesia yang posisinya mengikuti sirkum mediterania adalah sebagai berikut :

· Pulau Sumatra sebelah barat

· Pulau Jawa sebelah selatan

· Bali

· Nusa Tenggara Barat

· Nusa Tenggara Timur

  1. Jalur gempa bumi di Indonesia yang posisinya mengikuti sirkum pasifik adalah sebagai berikut :

· Maluki

· Papua (Irian Jaya)

· Sulawesi sebelah utara dan selatan

Daerah yang relatif aman dari gempa bumi di Indonesia adalah pulau Kalimantan, karena letaknya jauh dari lempeng yang bertumbukan

E. Tsunami

Tsunami adalah kata berbahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan (tsu artinya lautan, nami berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi. Gempa yang terjadi di Aceh dan Sumut mencapai 9,3 skala Richter. Jadi, tsunami memang identik dengangempa yang terjadi di dasar laut, bukan di daratan. Gelombang ombak yang ditimbulkan memiliki kecepatan 600 mil per jam (hampir 1.000 km per jam) atau sama dengan kecepatan rata-rata pesawat udara. Tinggi gelombang bisa mencapai 6 sampai 14 meter untuk ukuran rata-rata, tapi bisa juga mencapai 30 meter. Gelombang tsunami bisa menghantam daratan selama 5 sampai 30 menit. Kalau gelombang ombak datang, kita nyaris tidak sempat melarikan diri. Sedemikian besar dan cepatnya, gelombang ombak ini dapat melintasi lautan luas, termasuk Lautan Pasifik. Jadi, gelombang tsunami yang terjadi di Pulau Sumatra mencapai India, Sri Lanka, Thailand, dan beberapa negara di Asia Timur dengan kekuatan yang sama. Memang tidak semua tsunami bersifat mematikan, ada juga yang kecil atau bersifat lokal. Tsunami yang besar dapat menghancurkan sebuah kota.

F. Tips Menghadapi Gempa Bumi

1) Jika berada di dalam rumah: Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuhmu dari jatuhan benda-benda. Jika kamu tidak memiliki meja, lindungi kepalamu dengan bantal. Jika kamu sedang menyalakan kompor, matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.

2) Jika berada di luar rumah: Lindungi kepalamu dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepalamu dengan menggunakan tangan, tas atau apa pun yang kamu bawa.

3) Jika kamu berada di mall, bioskop, atau di lantai dasar gedung: Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.

4) Jika kamu berada di dalam lift: Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika kamu merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika kamu terjebak dalam lift, hubungi petugas gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.

5) Jika kamu berada di dalam kereta api: Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga kamu tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.

6) Jika kamu berada di dalam mobil: saat terjadi gempa bumi besar, kamu akan merasa seakan-akan roda mobil tersebut gundul. Sopir akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi, keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.

7) Jika kamu berada di gunung/pantai: Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika kamu merasakan getaran dan tandatanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.

8) Dengarkan informasi: Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Kamu dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.

G. Tips Menghadapi Tsunami

1. Jika kamu berada di pantai dan secara mendadak melihat air laut yang surut melebihi dari biasanya, segeralah lari ke tempat yang tinggi.

2. Jika kamu berada di pantai dan dari kejauhan tampak garis memanjang kehitaman tinggi, itu adalah gelombang yang sangat tinggi. Segeralah lari ke tempat yang tinggi.

3. Panjatlah pohon yang cukup tinggi dan kuat, serta berpeganglah kuatkuat pada batang pohon tersebut.

4. Jika kamu berada di rumah tingkat, segeralah naik ke lantai (tingkat) yang lebih tinggi.

  1. Tektonisme

Seperti telah dijelaskan, keragaman muka bumi dipengaruhi oleh adanya gerakan-gerakan di kerak bumi, baik gerakan mendatar maupun gerakan tegak. Gerakan-gerakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalam struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan.

Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerah, tektonisme dibedakan atas epirogenesa dan orogenesa.

1. Epirogenesa adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat serta meliputi wilayah yang sangat luas. Gerakan epirogenesa dibagi menjadi dua sebagai berikut.

a. Epirogenesa positif yaitu gerak turunnya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami kenaikan.

b. Epirogenesa negatif yaitu gerak naiknya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami penurunan.

2. Orogenesa adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horisontal maupun vertikal akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat cepat serta meliputi wilayah yang sempit.

Gerak orogenesa ini menimbulkan terjadinya lipatan, patahan, dan retakan pada kulit bumi


Lipatan : lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan arah mendatar akan membentuk lipatan. Punggung lipatan disebut antiklinal. Lembah lipatan

disebut sinklinal

· Patahan : terjadi karena adanya tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal maupun vertikal pada kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan merupakan daerah yang rawan gempa karena rapuh. Patahan sering disebut juga sesar. Pada suatu patahan, bagian yang terangkat lebih tinggi dinamakan horst sedangkan daerah patahan yang lebih rendah atau turun dibandingkan daerah sekitarnya dinamakan graben atau slenk

Jenis-jenis patahan :

- Patahan normal (normal fault)

- Patahan berlawanan (reverse fault)

- Patahan mendatar (strike slip)

- Patahan celah miring (obligue slip)

- Patahan menutar (rotational fault)


Vulkanisme

\

Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Keluarnya magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada gunung api. Jika magma yang berusaha keluar tidak mencapai permukaan bumi, proses ini disebut Intrusi Magma. Jika magma sampai di permukaan bumi, proses ini disebut Ekstrusi Magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan bumi disebut Lava.

Proses vulkanisme menghasilkan berbagai bentuk muka bumi antara lain:

a. Kawah , lubang berbentuk mangkuk di puncak gunung api

b. Kaldera , hasil letusan gunung api yang berbentuk seperti kawah tetapi berukuran jauh lebih besar. Karena besar, pada sebuah kaldera dapat terbentuk danau, emisi gas, mata air panas, dan gunung api corong kecil

c. Berbagai bentuk gunung api

Intrusi Magma

Adalah aktivitas magma di dalam lapisan litosfer memotong atau menyusup litosfer dan tidak mencapai permukaan bumi. Intrusi magma disebut juga Plutonisme.

Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan berikut.

a. Retas (sill), magma yang membeku di antara dua lapisan batuan yang ada di dalam bumi berupa batuan beku.

b. Lakolit, bentuk cembung ke atas tetapi datar di bawah akibat magma yang menekan ke atas di antara dua lapisan batuan sedimen.

c. Gang atau Korok atau Dyke, bentukan tipis dan panjang memotong lapisan litosfer secara vertikal atau miring yang berasal dari magma yang membeku ketika berusaha menerobos batuan sedimen.

d. Batholit, batuan beku yang terbentuk dari dapur magma, terjadi karena penurunan suhu yang lambat

e. Diatrema, batuan yang mengisi pipa letusan

f. Apofisa, cabang dari erupsi korok atau gang

Ekstrusi Magma

Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan Bumi dan membentuk gunung api. Hal ini terjadi apabila tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit Bumi sehingga menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bias terjadi di lautan. Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan.

Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:

1. Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

2. Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.

3. Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.

Cara keluarnya magma dinamakan ERUPSI

Berdasarkan sifatnya/proses keluarnya magma, ada tiga jenis erupsi magma.

a. Erupsi Eksplosif, cara keluarnya magma yang disertai letusan.

b. Erupsi Efusif, cara keluarnya magma yang tidak disertai letusan, keluarnya magma dengan cara meleleh/mengalir.

c. Erupsi Campuran, cara keluarnya magma yang terjadi secara selang-seling antara eksplosif dan efusif.

Terbentuknya Gunung Berapi

Gunung berapi terbentuk oleh adanya gerakan magma atau ekstrusi magma dalam bumi dari kantung/dapur magma sampai lapisan permukaan bumi.

Bentuk, ukuran, dan sifat gunung api di permukaan Bumi banyak sekali macamnya. Ada gunung yang puncaknya sangat tinggi sehingga selalu diselimuti salju, ada pula gunung yang puncaknya di bawah permukaan laut. Ini menyebabkan gunung api memiliki banyak tipe.

Jenis-Jenis Gunung Api

Menurut bentuknya, ada beberapa jenis gunung api.

a. Gunung Api Perisai, bentuknya seperti perisai, lerengnya sangat landai, terbentuk karena erupsi efusif magma cair dan encer yang mengalir dan membeku secara lambat yang bentuknya seperti perisai

b. Gunung Api Maar, bentuknya seperti trapesium, terbentuk karena erupsi eksplosif yang tidak terlalu kuat dengan letusan hanya sekali sehingga terbentuklah lubang besar (kawah/maar)

c. Gunung Api Strato, bentuknya seperti kerucut dan berlapis, terbentuk karena erupsi, efusif dan eksplosif dengan beberapa kali letusan yang kuat.

Material Hasil Erupsi

Pada waktu gunung api meletus, material yang dikeluarkan terdiri atas tiga jenis. Ketiga jenis itu adalah material padat, material cair (lava cair) dan gas. Material padat yang disebut piroklastika, dan dibedakan menjadi:

1. Batu-batu besar disebut bom

2. Batu-batu kecil disebut lapili

3. Kerikil dan pasir

4. Debu atau abu vulkanis.

Gas-gas yang dikeluarkan oleh gunung api disebut ekshalasi. Gas-gas tersebut dapat berujud asam sulfida (H2S), asam sulfat (H2SO4), carbon dioksida (CO2), klorida (CL), uap air (H2O) dan sulfida (HCL).

Letusan gunung api yang sangat dahsyat dapat menghancurkan puncak gunung, sehingga terbentuk kawah yang sangat luas dan berdinding terjal yang disebut kaldera. Contohnya adalah : Kaldera Tengger (lebarnya 8 km), kaldera Ijen (lebarnya 11 km) , Kaldera Iyang (17 km), kaldera Tambora (lebarnya 6 km), dan kaldera Batur (lebarnya 10 km). Gunung api yang akan meletus biasanya mengeluarkan tanda-tanda alami sebagai berikut:

1. Suhu di sekitar kawah naik;

2. Banyak sumber air di sekitar gunung itu mengering;

3. Sering terjadi gempa (vulkanik);

4. Sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung;

5. Banyak binatang yang menuruni lereng.

Gejala Post Vulkanik

Gunung api yang sudah kurang aktif, memiliki tanda - tanda yang disebut gejala post vulkanik, atau pasca vulkanik atau setelah aktivitas vulkanik dengan gejala-gejala sebagai berikut.

1. Sumber gas asam arang (CO2 dan CO) yang disebut mofet. Gas ini berbahaya sebab dapat menyebabkan mati lemas bagi orang yang menghirupnya. Contoh: Kawah Timbang dan Nila di Dieng (Jawa Tengah), Tangkuban Perahu dan Papandayan (Jawa Barat).

2. Sumber gas belerang , disebut solfatara. Contoh : Tangkuban Parahu (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan Rinjani (NTB).

3. Sumber gas uap air, disebut fumarol. Contoh : Dieng (Jawa Tengah) dan Kamojang (Jawa Barat).

4. Sumber air panas. Sumber air panas yang mengandung zat belerang, dapat digunakan untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit kulit.

5. Sumber air mineral. Sumber air mineral ini berasal dari air tanah yang meresap bercampur dengan larutan mineral tertentu seperti: belerang, atau mineral lain. Contoh sumber air mineral terdapat di: Ciater dan Maribaya (Jawa Barat), dan Minahasa (Sulawesi Utara).

6. Geyser. Pancaran air panas yang berlangsung secara periodic disebut geyser. Geyser yang terkenal terdapat di Yellow Stone National Park, California (USA), pancaran airnya bias mencapai ketinggian 40 meter. Pancaran air semacam ini juga terdapat di Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat.

Keuntungan Adanya Gunung Api

1. Abu vulkanis yang dikeluarkan gunung api saat terjadi erupsi(letusan) dapat menyuburkan tanah pertanian karena banyak mengandung unsur hara tanaman.

2. Material yang dikeluarkan gunung api saat terjadi letusan yang berupa pasir, kerikil, batu-batu besar, kesemuanya merupakan mineral industri yang dapat digunakan untuk bahan bangunan.

3. Gunung api terbentuk dari keluarnya magma dari dalam bumi. Magma yang menuju permukaan bumi tersebut banyak membawa mineral logam, dan barang tambang lainnya. Oleh karena itu di daerah pegunungan dan gunung api banyak ditemukan bahan tambang.

4. Adanya gunung api yang tinggi menyebabkan terjadinya hujan orografis, sehingga daerah itu menjadi daerah yang banyak hujan.

5. Daerah yang bergunung api biasanya merupakan daerah tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai daerah hutan, perkebunan, dan daerah pariwisata.

Kerugian Adanya Gunung Api:

1. Gunung api pada waktu meletus mengeluarkan lava pijar dan sangat berbahaya.

2. Gunung api yang meletus juga mengeluarkan gas yang sangat panas, yang juga bergerak menuruni lereng. Contoh awan panas dari G. Merapi di Jawa Tengah.

3. Pada saat terjadi letusan, lava pijar akan bercampur dengan air yang terdapat di danau kawah, dan membentuk lahar panas, yang sangat berbahaya. Contoh lahar panas dari G. Kelud (Jawa Timur).

4. Lava yang menumpuk di puncak gunung akan hanyut dan turun ke bawah bersama air hujan sebagai lahar dingin. Wujud lahar dingin ini berupa aliran batu, kerikil dan pasir yang jenuh air, meluncur ke bawah menuruni lereng.

5. Gunung api yang tinggi dan berderet dapat membentuk daerah bayangan hujan. Daerah bayangan hujan ini curah hujannya sedikit dan bersifat lebih kering. Contoh Lembah Palu, Sulawesi Tengah.

6. Letusan gunung api bawah laut dapat menyebabkan terjadinya gelombang Tsunami, seperti tsunami di di Banten dan Lampung akibat letusan Gunung Krakatau (1883).

7. Abu vulkanis di udara dari letusan gunung api dapat mengganggu penerbangan dan dapat merusak tanaman.

Penyebaran Pegunungan Dan Gunung Api

Secara garis besar, terdapat dua rangkaian pegunungan.

a. Sirkum Mediteran, berawal dari Pegunungan Atlas, Yura, Alpen (Eropa), Kaukasus, Himalaya (Asia), tenggelam dan muncul sebagai pulau-pulau di Kep. Andaman, tenggelam dan muncul sebagai Pegunungan Bukit Barisan, pegunungan di Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, dan berakhir di Kep. Maluku.

b. Sirkum Pasifik, rangkaian pegunungan yang berawal dari Pegunungan Cordileras De Los Andes (Amerika Selatan), Rocky, Sierra Madre (Amerika Utara), tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Kep. Jepang, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Kep. Filipina, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Pulau Sulawesi, dan berakhir di Kep. Maluku.